Rabu, 05 April 2006

Arti Sebuah Teman

Di suatu pagi nan cerah,burung-burung berkicau, angin berhembus spoi-spoi, Eko terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia kemudian membuka cendela kamarnya melihat keindahan kota Sidney di pagi hari. Ia kemudian ingat teman-teman seSDnya dulu. Terutama Doni, ia adalah anak seorang petani yang pandai, sholeh, dan baik hati, dan juga teman dekat Eko sewaktu di Bandung. Jika ada Eko pasti ada Doni seperti pepatah “ada gula ada semut”. Jika ada masalah keduanya pasti musyawarah untuk mencari solusi dan selalu saling membantu. Pada saat Eko hanyut disungai Doni-lah yang menyelamatkan.

“Ehh….,hampir siang….aku harus kuliah…!!!

”Nanti aku terlambat,dan harus cepat-cepat nich....!! kata Eko.

Kemudian ia berangkat ke sekolah dan disana ia mendengar berita bahwa besok sekolah akan libur selama satu minggu karean ada Idhul Adha.

Setelah pulang kuliah ........

”Pap, aku mau kerumah nenek di Bandhung mumpung ada liburan saat Idul Adha boleh ya.....???,” Tanyanya kepada sang Ayah.

“Ya, gak apa-apa…tapi,harus hati-hati” jawab ayahnya.

        Keesokan harinya Eko pergi ke Bandung dengan pesawat tujuan bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Sesudah sampai di sana ia naik taxi ke Bandung di rumah neneknya.

        Pagi hari sholat Idhul Adha dilaksanakan di Masjid. Ia kesana bersama nenek dan pamannya tapi dia tidak bertemu Doni,padahal tempat itu mereka bersama-sama berjamaah. Sore harinya ia pergi kerumah Doni,tapi.........kata orang tuanya Doni, Doni kuliah di Jakarta. Eko hanya dikasih alamat kos - kosannya.

        Keesokan harinya ia mencoba ke alamat yang ia catat,di sana ia segera menemui ibu kost untuk tanya di mana kamar Doni. Ketika kamar yang diberitahu ibu kos diketuk,ternyata yang membuka buka pintu bukan Doni,ia pun kaget.

”Hai...ini bener kamarnya Doni???” ,tanyanya ragu.

”Ya....,benar......kamu siapa??”, kata orang yang membuka pintu.

”Aku Eko,temennya Doni,and kamu siapa?”

”Aku Tito, temenya Doni juga,ayo  masuk !!”kata Tito ………

Kemudian keduanya masuk dan ngobrol sebentar dan……..

“O…..ya,dimana Doni ?”  tanya Eko.

“Ia di kamar,sedang sakit.”

”Sakit apa?” , tanya Eko lagi.

”Sakit Panas, tapi ngak turun-turun” ,Tito menjawab.

”Kenapa tak dibawa ke Rumah Sakit ?”

”Ngak ada biaya, orang tuanya hanya seorang petani teh dan apalagi aku hanya anak pedagang kaki lima. Doni hanya ingin meneruskan kuliah dan orang tuanya belom tau kalau ia begini, Kasihan orang tuaku ”kata Eko padaku ” ,Tito menjelaskan.

”Jadi kau......???

”Aku disini hanya untuk merawatnya sampai ia sembuh.”

”Kalau begitu ayo kita bawa ke Rumah Sakit terdekat, biar aku yang membayar biayanya”, kata Eko menegaskan.

        Kemudian mereka membanya ke Rumah Sakit, Doni diperiksa dan beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruangan dengan membawa berita bahwa Doni sakit gejala DB, dan harus di opname. Ekopun mentetujui .

        Empat hari kemudian Doni sembuh dan berterima kasih kepada Eko. dan diantarnya ke rumah. Ketika itu Eko berfikir itupun tak seberapa dengan jasa Doni yang telah menyelamatkanya saat hanyut di sungai.

        Sebelum Eko kembali ke Australia Doni sempat bertemu denganya.

”Hai.....Eko terima kasih ya karena........”

”Ahh......ga’ pa pa,seharusnya aku yang berterima kasih padamu,karena kamu telah menyelamatkan aku saat hanyut di sungai dulu.”

”Ya udah kalau gitu,ini jajanan khas Bandung sebagai rasa terima kasihku....”

”Ya terima kasih....tapi, kita harus saling kirim surat ya....walau jauh sich...kan bisa e-mail’an.”

”Ya dech.....salam untuk orang tuamu dan semoga selamat sampai tujuan....!!!”

        Kemudian mereka berpisah tapi, masih saling mengirim pesan dan saling msyawarah untuk menemukan solusi dari masalah mereka. Seperti yang pernah mereka lakukan dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar